BERFIKIR YANG TERBALIK-BALIK

MUNTAMAR
0
BERFIKIR YANG TERBALIK-BALIK

Banyak orang berpikir terbalik, tentu ini kesalahan yang tanpa disengaja yang mengakibatkan “kesusahan dalam hidup”.

Orang berpikir kikir agar menjadi kaya. Tidak berbagi adalah pangkal kekayaan. Padahal kesulitan hidup adalah akibat sifat kikir. Yang semestinya rezki melimpah justru tertutup karena kikir.

Minta maaf adalah hina, karena mengakui kesalahan. Sebaliknya meminta maaf adalah mulia dimata Allah karena mengakui kesalahan.
Itu gambaran keindahan dalam sosok insan yang bersih jiwanya.

Memaafkan juga dianggap kekalahan atau kehinaan karena posisi yang benar disamakan dengan posisi yang bersalah.

Sebaliknya,  memaafkan adalah kemuliaan karena Allah Maha Pengampun, mengikuti sifat Allah adalah mulia. Cerminan orang pemaaf adalah orang yang dikaruniai kebijakan, memiliki ilmu hikmah yang tinggi.

Keren diartikan kemewahan,  maka pola hidup manusia modern jadi salah kaprah,  menunjukkan kemewahan agar dibilang kaya atau keren, sebetulnya  menunjukkan  keangkuhan kesombongan yang menyimpan kegalauan hidup merasa serba kurang akibat ketamakan

Sebaliknya.
Hidup sederhana justru sama sekali tidak menunjukkan kerendahan diri atau miskin, bahkan  mencerminkan kerendahan hati, yang mengandung kebahagiaan buah dari syukur dengan qonaah.

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ ,
وَمَا زَادَ الله
ُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا ,
وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ ِللهِ إِلاَّ رَفَعَهُ الله:

ُArtinya:
“Tidak akan berkurang suatu harta karena dishadaqahkan, dan Allah tidak akan menambah bagi seorang hambayang pemaaf melainkan kemuliaan dan tidaklah seseorang merendahkan hatinya karena Allah, melainkan Allah angkat derajatnya.” (HR. Muslim no. 556 darihadits Abu Hurairah )

Sumber: BC Ust. Arifin Jayadiningrat |Direktur Islamic Character Development

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)