Imam Ahmad bin Hanbal & Tukang Roti

MUNTAMAR
0

Suatu ketika Imam Ahmad bin Hanbal yang tinggal di bagdad ingin melakukan perjalanan ke Basrah tanpa ada keperluan apapun. Tidak seperti biasanya, keinginannya itu begitu kuat.
Pada malam hari sampailah Imam Ahmad di sebuah kampung di kota Basrah. Ia kemudian singgah di sebuah masjid untuk melakukan shalat sekaligus berniat bermalam disana. Susai shalat, ia hendak merebahkan tubuhnya yang sudah renta guna melepaskan sedikit kepenatan malam itu. Tiba-tiba sang penjaga masjid datang dan melarang sang pendiri mazhab Hanbali ini tidur di dalamnya.

Imam Ahmad keluar dan berpindah ke teras masjid dengan niat beristirahat di luar masjid. Namun sang penjaga tetap saja mengusir beliau secara kasar, bahkan sampai menarik beliau ke jalan. Rupanya sang penjaga tidak tahu bahwa yang diusir adalah seorang ulama besar. Sementara Imam Ahmad juga tidak ingin memperkenalkan dirinya.
Akhirnya Imam Ahmad keluar dari area masjid tanpa tahu harus kemana. Saat kebingungan begitu, lewatlah seorang penjual roti yang melihat ejadian itu. Rang itu tertarik untuk mengetahui apa yang sedang terjadi pada orang tua sampai diusir oleh penjaga masjid.

Imam Ahmad menceritakan kejadian itu sehingga menjdikan situkang roti itu menjadi iba mmendengarnya. Lalu kemudian Imam Ahmad diajak oleh situkang roti itu untuk menginap di rumahnya.
Di rumah pembuat roti itu Imam Ahmad dijamu dengan baik layaknya seorang tamu. Entah karena ingin menyembunyikan identitasnya atau karena tidak ditanya oleh tuan rumah, ia tidak mengenalkan dirinya sebagai Imam Ahmad bin Hanbal, seorang ulama besar yang namanya begitu terkenal.

Setelah beberapa lama bercengkrama, situan rumah mempersiahkan Imam Ahmad untuk beristirahat, sedangkan ia sendiri menyiapkan adonan roti untuk ia jual diesok hari.
Sebelum tidur ia melihat sesuatu yang menarik dari pembuat roti ini. Selama bekerja ia selalu melantunkan istigfar sampai pekerjaannya selesai.
Keesokan harinya Imam Ahmad bertanya kepada tukang roti itu,”Semalam terdengar olehku lantunan bacaan istigfar yang terus meneru engkau baca ketika engkau sedang membuat adonan roti. Katakanlah wahai tuan kepadaku, apakah engkau mendapatkan sesuatu dari bacaan istigfar yang engkau baca?” Hal ini sengaja ditanyakan oleh Imam Ahmad karena sebagai Ulama besar yang tinggi ilmunya pasti sudah tahu mengenai keutamaan istigfar, serta faidah-faidah bagi yang sungguh-sungguh mengamalkannya.

Si pembuat roti kemudian menjawab”Ya begitulah adanya. Sungguh saya benar-benar telah mendapatkan faidah dari keutamaan melazimkan baca istigfar, saya tidak emohon sesuatu kepada Allah melainkan dikabulkan. Doa saya selalu dikabulkan olehnya. Hanya ada satu doa yang belum terkabul saat ini.
Imam Ahmad bertanya,”Apa itu?” Si pembuat roti kemudian berkata,”Permohonan untuk dapat bertemu dengan Imam Ahmad bin Hanbal!" Men”engar hal tersebut Imam Ahmad tersenyum. Nampaknya beliau sudah mengerti hikmah dari diusirnya dari mejid waktu malam kemarin. Allah swt berkehendak mengabulkan doa sipembuat roti dengan perantara peristiwa tersebut.

Lalu Imam Ahmad berkata,”Wahai tuan, sayalah Ahmad bin Hanbal. Demi Allah, Allah lah yang mengaturku sehingga bisa bertemu deganmu.*Bahrul Ulum/Suara Hidayatullah
Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)