Jihad Ekonomi - Dr. Muhammad Syafi’I Antoni. Silahkan pilih
agama apa saja, asal jangan pilih Islam. Kata-kata tersebut terngiang terus di
telinga pakar ekonomi syariah Muhammad Syafi’I Antoni.
Hal itu
dikisahkan olehnya di hadapan ratusan jamaah Mesjid ar-Riyadh, Pondok Pesantren
Hidayatullah Balikpapan, Kalimantan Timur pertengahan Agustus lalu.
Syafi’i
mengatakan ucapan itu berasal dari ayahnya, sebelum ia memeluk agama Islam. “Buka
mata dan lihat di sekelilingmu, apakah kamu tidak melihat yang terbelakang di
negara-negara miskin, siapa yang korupsi di Indonesia, siapa yang biasa
kehilangan sandal di Mesjid ? saya tidak mau anak-anak saya seperti mereka,”
begitulah ucap Syafi’I menirukan perkataan ayahnya.
Diakui atau
tidak, menurut Syafi’I itulah sebagian potret umat Islam di mata non Muslim. Sebuah
kondisi yang memang tidak membanggakan. Islam sudah terlanjur identik dengan
kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan serta perpecahan yang tidak kunjung
usai.
Syafi’I mengajak
untuk mengentaskan masalah tersebut dengan jihad ekonomi. Pria kelahiran
Sukabumi, 12 Mei 1965 itu mengatakan, nyaris semua produk-produk dan industri
saat ini dikuasai oleh asing dan non Muslim.
‘Its
imposible. Dakwah tidak jalan kecuali dengan dukungan harta. Mau belajar Al-Qur’an
harus pakai mushaf. Menuntut ilmu juga harus beli buku dan pulpen. Kirim dai ke
pedalaman juga harus memakai ongkos,” papar tokoh perbankan syariah Indonesia.