Abu Hurairah Mengecoh Penduduk Madinah

MUNTAMAR
0
Abu Hurairah Mengecoh Penduduk Madinah - Bagaimana seorang sahabat Nabi ini bisa mengecoh penduduk Madinah. ? 

Sejak Rasulullah saw wafat, sebagian umat islam yang ada di Kota Madinah mulai menurun keimanannya. Semangat mereka untuk beribadah semakin berkurang, mereka sibuh mengurus dunia dibanding dengan mendekatkan diri kepada Alla swt. 

Suatu hari ketika mentari beranjak tinggi, Abu Hurairah sengaja memasuki pasar. Menyaksikan para pedagang yang sedang sibuk membicarakan bisnisnya. Ia berfikir bagaimana caranya agar mereka tidak terus sibuk dengan bisnisnya.

Lalu kemudian Abu Hurairah berteriak dan berkata “Alangkah bodohnya kalian wwahai penduduk Madinah”.

Lalu salah satu dari pedagang itu menyahutnya dengan lantang“Kebodohan apa yang kamu maksud Abu Hurairah?”

“Ketahuilah bahwa peninggalan Rasulullah SAW telah dibagikan. Tapi, kalian malah asyik dan sibuk di pasar ini. Tidakkah kalian berkeinginan pergi untuk mengambil bagian ? Seru Abu Hurairah.

“Dibagikan dimana, wahai Abu hurairah? Jawab serentak para pedagang.

“Di Mesjid!” Abu Hurairah membalasnya.

Penduduk Madinah pun segera bergegas pergi ke mesjid, mereka berbondong-bondong dengan diiringi penuh penasaran, berbagai macam yang dipikirkan. Masing-masing mengira akan mendapatkan sesuatu yang berharga berupa harta benda dari Rasulullah SAW.

Tibalah penduduk Madinah di depan masjid. Tampak di situ Abu Hurairah tengah menunggu. Tak terlihat ada tanda-tanda pembagian, warga kemudan protes. “Tidak ada pembagian apa-apa di dalam masjid ini, wahai Abu Hurairah!” 

“Apakah kalian tidak melihat orang-orang yang berada di dalam masjid ini ?” Jawab Abu Hurairah seraya tersenyum.

“Kami tidak melihat apa-apa di dalam masjid, melainkan hanya orang-orang yang mengerjakan shalat, mengkaji Al-Qur’an, serta mendiskusikan soal halal-haram (majlis ilmu). Hanya itu saja !” sahut penduduk Madinah yang mulai merasa kesal.

Dengan suara lantang Abu Hurairah berkata,” Celakalah kalian! Itulah peninggalan Rasulullah SAW.
Majalah Suara Hidayatullah Edisi Oktober 2016
Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)