Jika dalam hal memimpin doa sudah banyak cerita unik, bisa dibayangkan
seperti apa pengalaman para santri yg berubah status jadi Ustadz dan diminta
ceramah atau khutbah, masih mending kalau pemberitahuannya jauh-jauh hari
sebelumnya, sehingga ada waktu untuk persiapan, namun tak jarang yg dadakan,
sebab Ustadz yg terjadwal tiba-tiba berhalangan.
Sebagaimana umumnya para penceramah pemula, stok materi andalan sangat terbatas, sehingga satu materi disampaikan dalam berbagai kesempatan dan di lain tempat tentunya, karena materi andalan, tentu ada-ada saja jamaah yg terpukau, dan membuat mereka penasaran untuk kembali mendengar dengan isi materi yg berbeda.
Tak jarang para kader gemetaran di mimbar, telinga berdengung, keringat
bercucuran, mata berkunang-kunang, pandangan gelap dan akhirnya benar-benar
pingsan, jika tetap dipaksa berceramah saat tak punya bahan, atau pas masih
mukaddimah tiba-tiba berpapasan pandangan dengan beberapa jamaah di tempat lain
yg sudah pernah mendengar materi yg akan disampaikannya.
Teringat saat ditugaskan ke Dumai Prov. Riau thn 1992 bersama Ust. Ahmad
Ms, yg bukan saja proses perjalanannya yg seru, setelah naik kapal kelas
ekonomi non seat dari Balikpapan, dan lanjut naik bus dari Jakarta dua hari dua
malam, setiap kali bus mampir di restoran, kami terpaksa hanya ke toilet dan
mushallah, sebab uang di saku sangat terbatas, syukur Ust. Muhammad Islah
memberi bekal Roti dari Cipinang, dan itu yg kami gunakan mengganjal perut
dalam perjalanan.
Sesi yg sangat menegangkan, ketika Alm. Ustadz Abd. Azis Muslim (suami
Ustadzah Sri Yuliyanti
) memperkenalkan ke jamaah dengan embel-embel. Awalnya masih aman-aman saja
dengan stok materi yg terbatas, namun kemudian diminta mengisi secara rutin
sekali sepekan dan diharap materinya bersambung, sementara jamaahnya rata-rata
karyawan pertamina.
Seingat saya, itulah pertama kali dalam hidup tidak bisa tidur hampir
semalaman karena tegang, dan harus bolak balik ke kamar kecil, padahal tidak
ada makanan walau sekedar cemilan dan air minum yg dikonsumsi, benar-benar
panik tidak karuan saat itu.