Ustadz Abdurrahman Muhammad
(Pimpinan Umum Hidayatullah)
|
“Peliharalah shalat dan shalat wustha. Dan laksanakanlah
shalat karena Allah dengan khusyuk.”(QS. Al-Baqarah ayat 238)
Seperti penjaga ribath, mereka harus senantiasa berjaga dan
awas pada setiap keluar masuknya orang di wilayah penjagaannya. Mereka menjadi
jaminan atas keselamatan dan keamanan wilayahnya. Mereka rela menahan kantuk
saat sebagian besar telah terlelap tidur.
Sama halnya dengan shalat, ia harus dijaga. Penjaganya adalah
masing-masing orang yang beriman. Sebagai seorang mukmin, kita harus menjaga
waktu, tempat dan tata caranya. Ketiga hal tersebut harus dilaksanakan secara
rutin dan sesuai dengan tuntutan syariah.
Tentang masalah waktu shalat, sebaik-baik waktu shalat
adalah diawal waktu. Jangan menunda-nunda peaksanaan shalat. Lebih baik
mendahului dari pada terlambat (Masbuk). Sempatkan
shalat tahiyatul masjid sebelum duduk menunggu waktu iqomat. Usahakan juga
melaksanakan shalat sunah qabliyah. Luruskan shaf rapatkan barisan, laksanakan
shalat dengan khusuk.
Dalam sebuah riwayat dikatan bahwa Abdullah bin Mas’ud
berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah, Ya Rasulullah amal perbuatan apa yang
paling utama?” Beliau menjawab :”Shalat pada waktunya, Aku bertanya lagi,”Lalu
apa alagi?”Beiau menjawab,”Berbakti kepada kedua orang tua”, Aku bertanya lagi,”Kemudian
apa lagi, ya Rasulallah?”Beliau menjawab :”Berjihad di jalan Allah.”(Riwayat
Al-Bukhari).
Pada hadits di atas Rasulullah saw menempatkan shalat tepat
waktu menjadi amal yang paling utama sebelum berbakti kepada kedua orang tua
dan jihad di jalan Allah. Hal itu menunjukkan bahwa betapa pentingnya
melaksanakan shalat pada waktunya (tepat waktu). Ini juga menunjukkan betapa
pentingnya menjaga waktu-waktu shalat. Tidak hanya shalat wajib saja, akan
tetapi shalat sunnah pun harus dijaga terutama shalat malam.
Tentang tempat shalat, syari’at telah menegaskan bahwa
tempat terbaik untuk melaksanakan shalat bagi kaum laki-laki adalah mesjid. Adapun
tempat shalat bagi wanita adalah rumahnya sendiri. Rasulullah saw bersabda”sebaik-baik masjid (tempat bersujud) untuk
wanita adalah rumahnya sendiri.”(Riwayat Baihaqi).
Masjid adalah rumah kedua bagi orang yang beriman. Ibaratkan
air bagi ikan, demikianlah kebutuhan kita terhadap masjid. Tanpa masjid ruhani
kita akan mati. Dengan masjid, ruhani kita bisa hidup dan berkembang. Itulah sebabnya,
wajib bagi kita untuk memakmurkan masjid.
Cara yang paling tepat untuk memakmurkan masjid adalah
dengan mengikuti shalat berjamaah lima kali sehari. Tidak alasan bagi mukmin
meninggalkan jamaah di masjid kecuali bagi yang uzur, seperti sakit, bepergian
atau turun hujan.
Inilah tempat terbaik dan paling mulia bagi umat Islam. Inilah
tempat yang paling disukai Allah dan dicintai oleh Rasulnya. Dalam suatu hadits
dikatakan bahwa Rasulullah saw betanya kepada Malaikat Jibril,”Wahai Jibril,
tempat manakah yang paling disukai oleh Allah swt?” Kemudian Jibril Menjawab:”Masjid.
Sedangkan penghuni yang paling disukai llah adalah mereka yang pertama masuk
dan yang terakhir keluar meninggalkannya (Riwayat Muslim). Wallahu a’alam.