Ketika dijemput pulang sekolah, seorang anak Taman Kanak-kanak (TK) mengeluh atas sikap gurunya.
“Mama, aku gak suka sama ibu guru. Masa aku disuruh pakai sepatu sendiri. Ibu guru yang itu!” ujar si anak sambil cemberut dan menunjuk salah satu gurunya.
Tentu si ibu kaget karena sikap kurang sopan si anak pada gurunya. Kejadian itu, oleh sang ibu diceritakan kembali pada tetangganya. Ia merasa heran mengapa anaknya protes pada gurunya ketika disuruh memakai sepatu sendiri.
Tetangganya menyadari apa yang sesungguhnya terjadi. Selama masa pandemi, si anak belajar daring di rumah, jadi tidak pernah memakai sepatu. Sedangkan selama ini, ketika
si ibu mau pergi bersama anak-anaknya, ia selalu menyuruh anak perempuannya yang besar memakaikan sepatu pada adiknya.Kisah
di atas menceritakan tentang bagaimana orangtua heran dengan perilaku anaknya. Tanpa
disadari itu merupakan akibat dari situasi yang terjadi, serta pola asuh
orangtua pada si anak. Banyak orangtua yang mengeluh tentang anaknya, tanpa
mengetahui apa penyebab dari perilaku anak tersebut. Selama orangtua tidak
mengubah cara pengasuhannya, maka jangan berharap anak pun akan berubah.
Terkadang
muncul fenomena orangtua menyadari kesalahannya dalam mendidik anak. Contohnya,
menyadari anaknya menjadi tidak mandiri karena terlalu sering diberi bantuan. Ketika
orangtua berusaha mengubah pengasuhan untuk membuat anaknya mandiri, tetapi ia
menginginkan perubahan itu dengan cepat. Padahal, pola asuh yang keliru itu
berlangsung bertahun-tahun.
Jadi,
bagaiman aperilaku anak tidak sesuai denan yang kita inginkan ?
Pertama,
sebelum kita bereaksi mengeluh atau bahkan marah pada anak, renungkanlah
sejenak. Apa akar masalahnya? Adakah kekeliruan yang dilakukan orangtua pada
anak ? tentu selalu ada sebab dari sebuah akibat. Karena itu, ajak diskusi pasangan,
bukan hanya anak saja. Bahkan saudara atau teman untuk membantu menemukannya. Karena,
kadang diri kita ini tidak bisa melihat secara jelas kesalahan diri kita
sendiri.
Kedua,
apabila sudah ditemukan sumber masalahnya dari cara pengasuhan kita sebagai
orantua, maka sadari dan ubah diri kita terlebih dahulu sebelum menuntut
anak untuk berubah. Kalau perlu meminta
maaf pada anak atas cara pengasuhan yang keliru.
Ketiga,
ajak anak untuk berubah sama-sama. Anak tidak hanya dituntut berubah, tetapi
orang tua juga memberi teladan kesunguhan dalam berubah.
Keempat,
beri apresiasi atas perubahan yang terjadi. Namun bersabar apabila perubahan
belum terjadi.
Pendidikan
dimasa pandemi menimbulkan dampak yang tidak diharapkan. Beberapa keluhan yang
muncul dari orangtua diantaranya. Ketergantungan pada gadget meningkat, bangun
kesiangan, anak sulit bersosialisasi dan berkomunikasi, dan lain sebagainya. Tentu
perlu pembenahan, dan kesabaran. Sehingga kita semua istiqamah.
Sumber majalah Hidayatullah Edisi Oktober 2022, Oleh Ibu Ida S Widayanti Pegiat parenting dan prakstisi pendidikan