Cerita dramatis seputar pernikahan mubarakah di Hidayatullah, tak hanya
soal prosesnya dan pertemuan pertama masing-masing pasangan, tapi juga soal
penugasan lanjutan pasca pernikahan.
Ada yg sebatas melanjutkan amanah lama, ada juga yg dirotasi, bahkan ada yg dimutasi ke tempat lain, dan puncaknya ada yg harus merintis di daerah baru. Alm. Ust. Ardiansyah, Ust. Abduh Aswin dan Ust. Eronsyah yg pada thn. 1989 ikut pernikahan 31 pasang, baru beberapa hari hidup bersama istri (seingat saya belum genap sepekan), sudah mendapat SK ke Papua (waktu itu masih bernama Irian Jaya).
Saya yg ketika itu masih bujangan menyaksikan secara langsung, namun hanya
bisa terbengong-bengong dan tidak bisa membayangkan, perasaan yg berkecamuk
pada 6 orang kader yg luar biasa, saat detik-detik terakhir mereka berpisah di
pelabuhan, sebab tugas ke Irian Jaya saat itu, belum boleh membawa istri, dan
tentu saja tidak ada jaminan pasti, kapan mereka kembali bisa bertemu dan hidup
bersama lagi. Jangan membayangkan cabang di Irian Jaya ketika itu, sama dengan
kampus-kampus di Papua saat ini, bahkan Timika sama sekali belum terjamah.
"SK" pertama yg saya terima selepas pernikahan 61 pasang, tidak
lagi kembali ke Dumai, melainkan ke Samarinda, bertepatan ada acara silaturahim
korwil Kalimantan yg ditempatkan di Samarinda dan saya didaulat menjadi
notulis.
Belum sempat benar-benar pindah ke Samarinda, SK nya berubah dan saya
ditugaskan ke cabang Bontang. Sebagai petugas baru yg juga pengantin baru, saya
justru mendapat kehormatan dari Pimpinan cabang ketika itu (Ust. Abdurrahman
Muhammad Pemimpin Umum saat ini), disuruh menempati rumah
terbaik
yg ada di kampus, sementara Beliau dengan karakter aslinya, menempati rumah
yg sangat sederhana.
Selama bertugas di Bontang, disamping mengajar di kelas, juga menjadi
pengawas santri putri bersama Ust. Sofjan Sumlang.
Beliau tinggal di sebelah Selatan asrama putri dan saya tinggal di sebelah
Utara.
Amanah tambahan yg diberikan, adalah menjadi petugas dakwah di luar kampus,
baik di masyarakat umum maupun dalam komplek perumahan PT. LNG Badak, khusus di
perumahan PKT saya sudah terjadwal sekali sepekan mengisi pengajian, dan di
beberapa masjid Kota Bontang sudah rutin untuk khotib Jumat.
Selama 4 bulan berjalan, dapat dikatakan saya benar-benar menikmati suasana
di zona aman dan nyaman, tiba-tiba ada SK baru yg keluar, di mana situasinya
langsung berbalik 180 derajat, bertepatan istri lagi hamil muda.