50 Tahun Hidayatullah Dalam Hitungan Tahun Hijriah - Tulisan Ke 10

MUNTAMAR
0

 

Jika melihat secara sekilas, aktivitas rutin para santri Hidayatullah pada masa-masa awal, sebagaimana yg kami paparkan kemarin, wajar bila menimbulkan kebingungan, saking sulitnya dipahami, sampai ada yg berkesimpulan, hanya orang gila yg betah dan tetap bertahan menjadi santri.

Kesimpulan di atas, sangatlah benar adanya, jika disorot dengan menggunakan standar nilai dan tolok ukur manusia pada umumnya, dan pesantren pada khususnya. Tambah meyakinkan kesimpulan itu, jika melihat menu makanan yg jadi santapan santri sehari-hari, yg secara guyon sering kita berseloroh, kucing rakus yg lagi kelaparan sekalipun, tidak tertarik memakannya.

Kepergian santri meninggalkan pondok, baik yg pulang kampung atau entah pergi ke mana, adalah pemandangan biasa, maka santri lainnya termasuk para pengasuh dan pembimbing tidak lagi kaget dibuatnya. Bagi yg berfikiran normal, pastilah berkeyakinan, hanya tinggal menunggu waktu, santri Hidayatullah akan habis berlarian, jika pola seperti itu tetap dipertahankan.

Kalau bukan karena Ust. Abdullah Said sangat yakin dengan konsepnya, baik soal pola penataan kampus dan juga dalam memggembleng santrinya, maka pastilah polanya segera diubah, agar santri bisa betah dan orang-orang pada tertarik untuk mondok.

Sangat mudah untuk dibayangkan, seperti apa ilmu yg dimiliki oleh para santri ketika itu, apa lagi yg di KMM, jangankan membeli kitab, buku tulis dan pulpen sekalipun, cukup banyak yg tidak pernah memilikinya, sehingga jangan ditanya, kitab apa saja yg sempat dipelajari, dan sebarapa banyak catatan yg tersimpan dalam buku, umumnya santri KMM tidak pernah masuk kelas.

Yang menyempurnakan kegilaan santri Hidayatullah pada masa itu, ketika mereka dianggap telah "lulus" mengikuti proses penggemblengan di kampus Gn. Tembak, dan tiba saatnya untuk mempraktekkan ilmunya diberbagai penjuru tanah air, baik membantu petugas yg lebih dulu dikirim ke daerah, atau membuat pesantren di daerah baru, yg merupakan miniatur dari kampus Gunung Tembak sekaligus menjadi cabang Hidayatullah di daerah tersebut.

Lanjut tulisan keSebelas klik 👉👉di sini

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)